insan biasa

may Allah bless u

Saturday 14 June 2014

Peterpan...

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG
(Tidaklah aku menulis hari ini melainkan dengan keizinan dari-Nya)


I'm leaving Peterpan
I'm not going to live forever in that Neverland
but, I'm still hoping to see him again
I know it won't happen
so I made up my mind
and wishing him to always be fine...

I bring along that memory
together with me
wherever I am, always be with me
so that I can smile happily
so that I can face the world strongly
seeing his smile brightly
in that memory
actually is enough for me...

It hurt enough for me to say goodbye
when he is always in my mind
so how could I be fine?
and now I am asking you to understand...

Inspiration...
I'm still looking for the deep definition
would you stay there quietly for me to take an action
and make you as my inspiration...

Just like you who work hard to achieve your dream
me too will also do the same...

To you, whom I thinking about lately
I am sorry
that I can just write these childish writing only
these would only be happen in my own fantasy
these, is only exist in my imaginary...

You are so far away
that I should keep remain silent
and watching you from far...


Teguran...

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG
(Tidaklah aku menulis hari ini melainkan dengan keizinan dari-Nya)

"Dia toleh ke kiri, dia toleh ke kanan
~There is no one~
But then somehow she felt that...
dia sedang diperhatikan."

Entah mengapa, sudah dua tiga hari ini ada sesuatu yang mengganggu fikirannya. Sudah jauh fikirannya melayang entah ke mana. Perhatiannya beralih kepada sesuatu yang dia sendiri tidak tahu entah sejak bila ia hadir.

Kehadirannya mengundang senyuman
gelak ketawa memenuhi ruangan
tiada yang mampu dikatakan
hanya satu perkataan
keceriaan...

Segalanya begitu jelas
walau mereka memandang ia selayaknya sebagai sesuatu yang tidak berasas
dia yakin dan juga ikhlas
menyokong mereka sekadar di pentas...

Dia mahukan ini, dia mahukan itu
dia lihat ini, dia lihat itu
segalanya tertumpu pada yang satu itu
begitu banyak benda, dia tetap mahukan itu
justeru
ada yang bertanya, "Mengapa hanya melihat pada yang satu itu?"
jawapannya, kerana matanya melihat hanya pada itu...

Dia duduk di situ, termenung sendirian
banyak perkara bertandang di fikiran
inilah dia yang dinamakan lumrah kehidupan
pasti akan ada selitan dugaan
sedari dulu lagi dia sedar
terlalu sukar baginya mendapatkan
apa yang mereka panggil sebagai 'kemahuan'
walau sedalam mana sesuatu perkara atau benda itu dia mahukan
tetap terlalu sukar baginya untuk mendapatkan
lalu dia bertanya kepada dirinya satu soalan
"Mengapa begitu sukar untukku mendapatkan?"
walau sekuat mana dia usahakan
handphone di tangan bergetaran
notification dari What'sApp kumpulan
sebuah topik hangat dibincangkan
oleh sebuah usrah dalam kmpulan
barulah dia sedar, rupa-rupanya itulah TEGURAN...

"Jangan memandang rendah, hina, dan lekeh pada setiap bungkusan yang kita terima
kerana BARAKAH tak selalu datang dari bungkusan kain sutera
melainkan juga ada yang datang dari bungkusan kotak biasa.
Janganlah kita hampir setengah mati mengejar
apa yang tidak boleh kita bawa ke mati / ke sana nanti."

Ayat terakhirnya menginsafkan
pada diri yang sudah lama kealpaan
dan hidup dalam kelalaian..




~Ilham dari lagu Bila Tiba, Ungu Band..